Katalis
memainkan peranan penting dalam berbagai
proses industri, seperti industri energi, farmasi dan bahan kimia. Senyawa katalis sebagai salah satu unsur terpenting dalam proses sintesis, baik organik maupun
anorganik akan sangat
menarik untuk diteliti dan dimodifikasi, sehingga efisiensi dan aktifitas
penggunaannya dapat ditingkatkan serta efek samping yang ditimbulkan ke lingkungan dapat
ditekan seminimal mungkin (Clark,
2001).
Berdasarkan fasanya, katalis digolongkan menjadi katalis homogen dan
katalis heterogen (terkadang sering disebut juga katalis padat). Katalis homogen
adalah
katalis yang
fasanya
sama dengan
fasa
reaksinya, sehingga
daya
katalitiknya lebih kuat dibandingkan katalis heterogen. Sulitnya memisahkan
katalis dari sistem
reaksinya menjadi kelemahan dari katalis homogen. Adapun katalis heterogen adalah katalis yang fasanya berbeda dengan fasa reaksinya.
Katalis heterogen relatif kurang reaktif dikarenakan heterogenitas permukaannya. Namun, keunggulan yang dimiliknya seperti kemudahan untuk
dipisahkan dari sistem reaksinya dan relatif stabil terhadap perlakuan panas membuat katalis
heterogen lebih disukai dalam berbagai proses industri (Zhao et al, 2006; Syukri,
et al, 2007).
Untuk mengubah fasa suatu katalis homogen menjadi katalis
heterogen,
maka dapat dilakukan menggunakan dua metoda, yaitu metoda penempelan (grafting) katalis homogen pada suatu material pendukung
dan metoda in situ sol-
gel (Clark, 2001). Salah satu karakteristik dari material pendukung adalah harus
memiliki ukuran pori yang seragam. Material dengan ukuran pori yang seragam dapat dipersiapkan dengan pemberian surfaktan atau polimer, sehingga menghasilkan produk seperti: FSM-16, MCM-41, dan SBA-15 (Zhao et al, 2006). Sakhtivel, dkk (Sakthivel et al., 2006) telah menggunakan MCM-41 dan MCM-48
untuk mengubah fasa suatu katalis, hal ini disebabkan karena material ini memiliki ukuran pori yang seragam, luas permukaan yang besar, dan memiliki kestabilan termal dan kimia yang bagus. Produk yang dihasilkan nantinya berupa katalis heterogen dimana bisa diaplikasikan dalam berbagai macam reaksi kimia (Sakthivel et al, 2006; Sakthivel et al, 2005; Syukri et al, 2007; Syukri et al,
2008; Syukri et al,
2009).
Senyawa
Komplek Logam
Senyawa komplek logam (biasanya logam-logam transisi)
merupakan senyawa yang memiliki
satu atau lebih ikatan logam-karbon, sehingga lebih
dikenal dengan senyawa organologam yang terdiri dari atom
pusat
dan
ligan (Blaser et al, 2000).