Pembuatan
Bioetanol dari biji Durian
Dalam penelitian ini dibagi menjadi
empat tahap, yaitu:
1) tahap persiapan
biji durian (pretreatment), 2) tahap karakterisasi biji durian, 3) tahap hidrolisis biji
durian, 4) tahap fermentasi hidrolisat, serta 5) tahap analisis hidrolisat serta hasil fermentasi meliputi kadar gula pereduksi dan kadar alcohol dalam hasil fermentasi
Persiapan Biji Durian
Limbah biji durian didapatkan dari pedagang durian setempat. Varietas
biji durian yang digunakan
adalah biji durian dari durian lokal. Biji durian disimpan
dalam freezer untuk menghindari kerusakan bahan. Biji durian dikeluarkan dari
freezer dan dibiarkan hingga mencapai suhu ruang. Setelah itu, biji durian dicuci dengan air dan dibersihkan sisa daging buah yang masih menempel. Biji durian yang sudah bersih kemudian dikupas kulit luarnya sehingga didapatkan biji durian
besihnya. Biji yang telah dikupas ini kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan getah bijinya. Setelah getah hilang, biji ini dipotong dengan
ukuran kurang lebih 1 cm x 1 mm x 1 cm dan dioven selama 24 jam pada suhu 50oC. biji yang telah kering kemudian dikancurkan menjadi tepung menggunakan grinder kemurian diayak dengan
ukuran -170/+200 mesh.
Tahap Karakterisasi
Tepung Biji Durian
Kadar Air Tepung Biji Durian
Sampel tepung biji durian dimasukkan dalam
Moisture Balance Ohauss
MB35 Halogen. Moisture Balance diatur pada suhu 100oC sesuai
dengan titik didih air pada tekanan 1 atm. Moisture Balance
dinyalakan hingga lampu
pemanas meredup (penguapan maksimal). Angka kadar air yang tampil pada alat
dicatat sebagai persentase kadar
air tepung biji durian.
Kadar Abu Tepung
Biji Durian
Cawan porselen dicuci kemudian diletakkan dalam oven pada suhu 100oC dan ditimbang hingga
massa cawan tetap.
Sebanyak 5.0323
gram tepung biji durian dimasukkan kedalam furnace
pada suhu 550oC selama 5 jam kemudian ditimbang masa cawan porselen beserta
isinya.
Kadar Karbohidrat Tepung Biji Durian
Kadar karbohidrat didapatkan dengan perhitungan:
% karbohidrat =
100% - % kadar air - % kadar abu
Tahap Hidrolisis
Tepung Biji Durian
Hidrolisis ditujukan untuk memecah
polymer
karbohidrat agar menjadi monomer yang lebih sederhana yaitu glukosa
dan fruktosa yang merupakan
gula pereduksi. Pada proses ini, metode hidrolisis yang digunakan
adalah hidrolisis air subkritis dengan tanpa penambahan katalis. Biji durian
dan aquades dimasukkan
kedalam reaktor subkritis dengan perbandingan 1:10 b/v sebanyak
50 mL. Gas N2 ditambahkan untuk menaikkan tekanan sehingga tercipta kondisi
air subkritis. Tekanan untuk menciptakan kondisi air subktiris divariasi
pada 20 bar, 30 bar, 40
bar, dan 50 bar. Heater dinyalakan dan suhu dijaga pada 120oC, 140oC, 160oC, 180oC dan 200oC. Variasi tekanan
dan suhu dilakukan sebagai studi perbandingan
tekanan dan suhu terhadap gula pereduksi yang dihasilkan. Setelah
waktu reaksi tertentu (3 jam), proses hidrolisis selesai.
Hasil hidrolisis diseparasi dengan
centrifuge separator untuk
diambil hidrolisatnya (fase
liquid). Hidrolisat disimpan
dalam refrigerator untuk
menghindari degradasi
hidrolisat.
Tahap Fermentasi
Hidrolisat yang akan difermentasi dijaga suhu 30oC. 20% dari volume total hidrolisat diambil untuk dibuat starter. Starter
dibuat dengan Agen fermentasi yang digunakan
adalah baker’s yeast (Saccharomyces cereviceae). Hidrolisat sisa (80%) dicampur dengan
(NH4)2PO4 0,025% berat.
Setelah starter aktif,ditandai dengan muncul
gelembung CO2, sisa sampel sebanyak
80% dimasukkan kedalam starter yang telah aktif dan difermentasi selama 72 jam.
Tahap Analisis Kadar
Gula Pereduksi
Analisa kuantitatif kadar gula pereduksi dilakukan
denhan metode kolorimetri dengan 3,5-dinitrosalicylic acid sebagai agen pewarna.
Absorbansi diukur dengan menggunakan spektrofotometer Shimadzu UV-VIS 1201. 3,5- dinitrosalicylic acid disiapkan dengan mencampur 1 gram DNS; 1 gram NaOH; dan 0,05 grams Na2SO3 dalam 100 mL aquades. Larutan
garam Rochelle disiapkan dengan mencampur 33,3 grams kalium natriun tartrat
(KNaC4H4O6.4H2O) dalam 50 mL aquades. untuk analisis
kadar gula pereduksi, 3
mL larutan DNS ditambahkan ke 1mL hidrolisat
yang telah diencerkan
(hidrolisat:air pengencer = 1:29) dalam tabung reaksi, dikosok sampai homogen dan
dipanaskan pada 90oC selama 10-12 menit. Setelah waktu tertentu, 1 mL larutan
garam Rochelle ditambahkan dan didinginkan pada suhu ruang. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 508 nm.
Tahap Analisis Kadar
Etanol
Analisis kadar etanol dilakukan dengan membaca indeks bias dari hasil fermentasi yang kemudian dihitung konsentrasinya berdasarkan kurva baku yang telah dibuat. Pembacaan indeks bias dilakukan pada refraktometer
Atago 1T
Perhitungan Rendemen
Rendemen gula pereduksi diperoleh dari perbandingan berat gula
pereduksi tiap 1 L pelarut
yang dihasilkan dengan berat bahan baku yang telah dilakukan pretreatment tiap 1 L pelarut. Rendemen dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
Rendemen
(%) Berat gula pereduksi (g)/ 1 L pelarut 100%
Berat bahan baku (g)/1 L pelarut